Mengetahui Gejala Stres dari Kuku Jari

Stres bisa menyerang kapan saja dan siapa saja tanpa disadari. Misalnya stres karena pekerjaan, bos kamu di tempat kerja mungkin baru saja memercayakan tanggung jawab baru yang membuatmu kewalahan. Tanpa disadari, lama-lama beban yang kamu pikul terasa berat hingga membuat stres. Akhirnya kamu jadi sulit tidur, makan lebih banyak atau lebih sedikit, juga mudah tersinggung.

Memang susah untuk mengenali gejala stres begitu saja. Tahukah kamu bahwa selain adanya perubahan gaya hidup, gejala stres juga bisa dilihat dari kuku jari. Yup, para peneliti berhasil menemukan kaitan antara kondisi psikologis seseorang dengan kuku jarinya. Ingin tahu seperti apa rupa kuku jari kamu ketika dilanda stres berat? Simak ulasan lengkapnya berikut.

Coba perhatikan kuku-kuku jari tanganmu. Apakah permukaan kuku tampak mulus dan sehat? Kalau kuku terlihat normal, maka kemungkinan besar kamu sedang berada dalam kondisi psikologis yang stabil. Tetapi, bila pada permukaan kuku tampak garis-garis vertikal (tegak lurus ke bawah) berwarna putih, kamu perlu waspada. Munculnya garis vertikal berwarna putih pada permukaan kuku bisa menandakan stres.

Selain itu, kuku yang rapuh dan mudah patah juga bisa disebabkan oleh stres yang terselubung. Kuku mungkin jadi bagian tubuh terakhir yang kamu perhatikan ketika sedang dilanda stres. Memang banyak orang menganggap remeh masalah pada kuku. Padahal, kuku bisa menggambarkan kondisi kesehatan tubuh dan pikiran kamu saat ini.

Saat stres, tubuh akan bereaksi secara alamiah untuk melindungi diri dari ancaman. Menurut sebuah riset dalam Journal of the American Medical Association, salah satu caranya adalah dengan mengurangi kadar air di permukaan kulit, yaitu di bawah kuku. Ini terjadi supaya dalam situasi darurat, tubuh tetap punya cadangan air yang cukup. Akibatnya, kuku akan jadi sangat kering dan mudah mengelupas. Kuku yang terlalu kering juga membuat permukaan kuku kasar dan muncul garis-garis vertikal berwarna putih.

Selain karena reaksi kimia di dalam tubuh, beberapa orang juga memiliki respon yang unik terhadap stres. Ketika sedang gugup atau tertekan, tanpa sadar kamu mungkin menggigiti kuku atau menggosokkan kuku ke ruas jari atau permukaan lainnya. Hal ini membuat kuku jadi rusak dan rapuh. Sehingga memungkinkan kulit di sekitar kuku juga ikut mengelupas karena kebiasaan tersebut.

Munculnya garis-garis vertikal pada kuku atau kuku rapuh memang sebenarnya tidak membahayakan kesehatan. Namun, kalau kamu tidak berhati-hati, kuku bisa patah dan menyebabkan luka. Jadi kalau kamu merasakan berbagai gejala stres, sebaiknya segera potong kuku kamu. Jangan dibiarkan tumbuh terlalu panjang karena jadi lebih rentan cedera.

Selain itu, usahakan untuk menambah asupan zat besi, vitamin B12, vitamin C, dan kalsium yang bisa membuat kuku jadi lebih kuat. Pastikan juga kamu cukup minum air putih agar kuku tidak kekurangan cairan. Tetapi cara terbaik untuk mencegah kerusakan pada kuku adalah dengan mengatasi akar masalahnya, yaitu stres tadi.

Cobalah untuk mengenali penyebab stres dan cari solusi terbaiknya. Bila jalan keluarnya memang belum ada, usahakan untuk melepas stres dengan cara yang sehat. Misalnya dengan berolahraga, bercerita pada orang terdekat, atau mencari waktu berkualitas bagi diri sendiri.

0 Comments

Post a Comment